Beranda | Artikel
Kisah Orang Yang Memiliki Dua Kebun
Kamis, 6 Januari 2022

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi

Kisah Orang Yang Memiliki Dua Kebun adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan Al-Furqan Min Qashashil Qur’an. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi, Lc. pada Senin, 30 Jumadil Awal 1443 H / 3 Januari 2022 M.

Ceramah Agama Islam Tentang Kisah Orang Yang Memiliki Dua Kebun

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَاضْرِبْ لَهُم مَّثَلًا رَّجُلَيْنِ جَعَلْنَا لِأَحَدِهِمَا جَنَّتَيْنِ مِنْ أَعْنَابٍ وَحَفَفْنَاهُمَا بِنَخْلٍ وَجَعَلْنَا بَيْنَهُمَا زَرْعًا

“Dan berilah perumpamaan untuk mereka dua orang laki-laki, Kami beri kepada salah satu dari keduanya (yang kafir) dua kebun anggur dan Kami kelilingi dua kebun tersebut dengan pohon-pohon kurma dan Kami jadikan di antara dua kebun itu Kami buat ladang.” (QS. Al-Kahfi[18]: 32)

كِلْتَا الْجَنَّتَيْنِ آتَتْ أُكُلَهَا وَلَمْ تَظْلِم مِّنْهُ شَيْئًا ۚ وَفَجَّرْنَا خِلَالَهُمَا نَهَرًا

“Dua kebun tersebut menghasilkan buahnya, dan tidak berkurang sedikitpun buahnya, dan Kami alirkan di celah-celah kebun tersebut sungai.” (QS. Al-Kahfi[18]: 33)

وَكَانَ لَهُ ثَمَرٌ فَقَالَ لِصَاحِبِهِ وَهُوَ يُحَاوِرُهُ أَنَا أَكْثَرُ مِنكَ مَالًا وَأَعَزُّ نَفَرًا

“Dan dia memiliki buah yang banyak, dan dia berkata kepada kawannya (yang beriman) ketika bercakap-cakap: ‘Aku memiliki anak lebih banyak darimu dan pengikutku lebih kuat.`” (QS. Al-Kahfi[18]: 34)

وَدَخَلَ جَنَّتَهُ وَهُوَ ظَالِمٌ لِّنَفْسِهِ قَالَ مَا أَظُنُّ أَن تَبِيدَ هَٰذِهِ أَبَدًا

“Dan diapun masuk ke kebun miliknya, dan dia mendzalimi dirinya sendiri, dia berkata: ‘Saya tidak mengira kalau kebun ini akan binasa selamanya,” (QS. Al-Kahfi[18]: 35)

وَمَا أَظُنُّ السَّاعَةَ قَائِمَةً وَلَئِن رُّدِدتُّ إِلَىٰ رَبِّي لَأَجِدَنَّ خَيْرًا مِّنْهَا مُنقَلَبًا

“dan aku tidak mengira hari kiamat itu tegak, apabila aku dikembalikan kepada Rabbku, aku akan mendapatkan tempat tinggal yang lebih baik daripada kebun-kebun itu”. (QS. Al-Kahfi[18]: 36)

قَالَ لَهُ صَاحِبُهُ وَهُوَ يُحَاوِرُهُ أَكَفَرْتَ بِالَّذِي خَلَقَكَ مِن تُرَابٍ ثُمَّ مِن نُّطْفَةٍ ثُمَّ سَوَّاكَ رَجُلًا

“Kawannya (yang beriman) berkata kepadanya (bercakap-cakap): ‘Apakah engkau kufur terhadap Allah Rabbmu yang telah menciptakan engkau dari tanah, kemudian dari setetes air mani, kemudian membentukmu sebagai laki-laki yang sempurna?`” (QS. Al-Kahfi[18]: 37)

لَّٰكِنَّا هُوَ اللَّهُ رَبِّي وَلَا أُشْرِكُ بِرَبِّي أَحَدًا

“Akan tetapi Dia adalah Allah Rabbku dan aku tidak akan menyekutukan Rabbku dengan apapun.” (QS. Al-Kahfi[18]: 38)

وَلَوْلَا إِذْ دَخَلْتَ جَنَّتَكَ قُلْتَ مَا شَاءَ اللَّهُ لَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ ۚ إِن تَرَنِ أَنَا أَقَلَّ مِنكَ مَالًا وَوَلَدًا

“Dan mengapa kamu tidak mengatakan waktu memasuki kebunmu “Maasyaallaah, laa quwwata illaa billaah (sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah). Sekalipun kamu melihat aku lebih sedikit harta darimu dan lebih sedikit anak,” (QS. Al-Kahfi[18]: 39)

فَعَسَىٰ رَبِّي أَن يُؤْتِيَنِ خَيْرًا مِّن جَنَّتِكَ وَيُرْسِلَ عَلَيْهَا حُسْبَانًا مِّنَ السَّمَاءِ فَتُصْبِحَ صَعِيدًا زَلَقًا

“Semoga Rabbku memberikan kepadaku sesuatu yang lebih baik dari kebunmu, kemudian mengirimkan petir kepada kebunmu dari langit sehingga dia menjadi tanah yang licin.” (QS. Al-Kahfi[18]: 40)

أَوْ يُصْبِحَ مَاؤُهَا غَوْرًا فَلَن تَسْتَطِيعَ لَهُ طَلَبًا

“Atau airnya menjadi surut masuk ke tanah dan kau tidak bisa mencarinya.” (QS. Al-Kahfi[18]: 41)

وَأُحِيطَ بِثَمَرِهِ فَأَصْبَحَ يُقَلِّبُ كَفَّيْهِ عَلَىٰ مَا أَنفَقَ فِيهَا وَهِيَ خَاوِيَةٌ عَلَىٰ عُرُوشِهَا وَيَقُولُ يَا لَيْتَنِي لَمْ أُشْرِكْ بِرَبِّي أَحَدًا

“Dan harta kekayaannya dibinasakan; maka dia membolak-balikkan dua telapak tangannya (tanda menyesal) atas apa yang telah dia belanjakan, sedangkan pohon-pohon anggur itu roboh beserta penyangganya, kemudian dia berkata: ‘Sekiranya aku tidak menyekutukan Rabbku dengan siapapun.`” (QS. Al-Kahfi[18]: 42)

وَلَمْ تَكُن لَّهُ فِئَةٌ يَنصُرُونَهُ مِن دُونِ اللَّهِ وَمَا كَانَ مُنتَصِرًا

“Tidak ada sekelompok orang pun yang sanggup menolongnya dan dia bukan termasuk orang yang bisa menolong dirinya sendiri.” (QS. Al-Kahfi[18]: 43)

هُنَالِكَ الْوَلَايَةُ لِلَّهِ الْحَقِّ ۚ هُوَ خَيْرٌ ثَوَابًا وَخَيْرٌ عُقْبًا

“Disanalah pertolongan itu hanya milik Allah Yang Haq. Allah Subhanahu wa Ta’ala lebih baik pahalaNya dan lebih baik balasanNya.” (QS. Al-Kahfi[18]: 44)

Ada empat unsur yang disebutkan oleh Syaikh di sini:

  1. Orang yang punya dua kebun ini masuk ke kebunnya dalam keadaan dzalim terhadap dirinya sendiri.
  2. Wahai anak Adam, apakah engkau ingkar kepada Allah yang telah menciptakan engkau dari tanah, dari setetes mani?
  3. Balasan itu tergantung dari amal perbuatan.
  4. Penyesalan diwaktu yang penyesalan itu tidak bermanfaat.

Bagaiman pembahasan lengkapnya? Mari download dan simak mp3 kajian yang penuh manfaat ini.

Download MP3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/51277-kisah-orang-yang-memiliki-dua-kebun/